Tuesday 31 July 2012

Hikmah - 12 Uzlah Merupakan Medan Bertafakur

مَا نَفَعَ الْقَلْبَ شَيْئٌ مِثْلَ عُزْلَةٍ يَدْخُلُ بِهَا مِيدَان فِكْرَةٍ

Artinya : 
Tidak ada sesuatu yang bermanfaat bagi hati, sebagaimana uzlah untuk memasuki medan bertafakur

Penjelasan :
Hikmah ini memberi petunjuk kepada orang yang gagal mencari jawaban dengan kekuatan akalnya. Yaitu dengan cara uzlah atau pengasingan diri dari keramaian. Jika dalam keadaan biasa akal  tidak mampu memecahkan kebuntuan, maka dalam suasana uzlah ini hati
mampu membantu akal untuk bertafakur, merenungi hal hal yang tidak dapat dicerna oleh akal biasa.
Uzlah dilakukan tidak selamanya, namun merupakan cara atau suatu bentuk latihan kerohanian untuk memantapkan rohani supaya akal mampu menerima pancaran nur kalbu. Karena tanpa pancaran nur kalbu, sulit bagi akal untuk memahami hal hal ketuhanan dan tidak akan diperoleh iman dan tauhid yang hakiki.


Dalam tasawuf amalan uzlah dilakukan secara sistematis, latihan tersebut dinamakan suluk. Orang yang menjalani suluk dinamakan salik atau murid. Si salik menjalankan khalwat dibimbing oleh gurunya. Latihan bersuluk untuk memisahkan salik dengan hijab atas godaan kehidupan khalayak ramai disekitarnya. Sehingga jiwanya akan lebih aman dan tentram dalam berhubungan dengan Allah.

Dalam pengkajian ketuhanan, akal hendaklah tunduk dan mengakui atas kelemahanya.
Akal hendaklah sadar bahwa ia tidak mampu memahami perkara perkara gaib.O
leh karena itu akal perlu minta bantuan kepada hati. Hati perlu diasah supaya bercahaya.D
alam proses pengasahan hati tersebut akal tidak perlu banyak berhujjah. Hujjah akal akan memperlambat pengasahan hati.

Karena itulah dianjurkan berkhalwat dalam rangka pengasahan hati. Dalam suasana pengasingan tersebut nafsu menjadi lemah dan akal tidak lagi mengikuti petunjuk nafsu.
Maka disitulah hati dapat memancarkan cahaya yang menyeluruh sampai ke alam gaib.
Apabila alam gaib sudah terang benderang barulah akal dapat memahami hal ketuhana yang tidak dapat dijangkau sebelumnya.

Wallahu 'Alam